Rabu, 23 Juli 2008

Leader yang di ikuti…..

Adalah impian setiap networker, bahwa ia mempunyai mitra yang loyal, kemanapun ia mengembangkan bisnis mitranya selalu mengikutinya. Dan mereka bisa menikmati sukses dimanapun bisnis itu di gulirkan.

Banyak formula dan aksioma yang dikeluarkan dan menjadi asumsi bagaimana ia bisa begitu, dari pendapat yang ‘miring’ hingga yang positip. Oh... ya.. saya tahu, semua orang yang ikut dengan dia selalu mendapatkan pembebasan biaya registrasi, oh...ya... saya tahu kalau ikut dia, kita mendapatkan semua ‘dukungan’ yang diperlukan. Atau, kalau dia memang karismatis, semua yang mendengarkan apa yang dikatakannya akan terpesona dan langsung mau bergabung dan mengembangkan bisnis.

Rekan-rekan sekalian, untuk yang pertama, biasanya perjalanan bisnis leader; tersebut tidak akan lama, karena ia hanya mengandalkan dukungan dalam bentuk bantuan materi, sedangkan yang kedua juga sulit untuk diraih oleh kita, karena tidak semua orang dilahirkan memiliki karisma yang dasyaaaat untuk memukau setiap orang. Lalu bagaimana?

Kita kembali kepada sifat-sifat dasar dari manusia, loyalitas akan muncul bila mana kondisi kerjasama tersebut memberikan situasi win – win, artinya semua yang terlibat mendapatkan keuntungan yang setara dan adil. Contoh, kita akan loyal kepada perusahaan tempat kita bekerja sebagai karyawan, jika perusahaan atau pimpinan perusahaan memberikan perhatian dan kenyamanan serta kebutuhan kita dengan adil. Sehingga timbul sense of belonging dari kita sebagai karyawan. Kondisi hubungan ini juga sama berlaku di dalam kemitraan kita di dalam bisnis network marketing. Antara up line dan downline harus ada situasi win – win. Pertanyaannya adalah bagaimana menciptakan situasi win – win ini.

Untuk memiliki mitra yang loyal kepada Anda, tentu saja harus ada kesamaan sifat dan karakter dari keduanya. Sehingga mereka bisa berkomunikasi dengan baik, yang akan menyebabkan transfer informasi tidak mengalami hambatan. Ini penting disadari, jika Anda adalah orang yang sangat agresif lalu bermitra dengan orang yang memiliki karakter berlawanan, maka komunikasi tidak akan tercipta dengan baik. Singkatnya, boro-boro mau kerjasama, bicara saja sudah sulit.

Lalu yang berikutnya adalah, ketika Anda sudah menemukan mitra dengan karakter yang sama selanjutknya adalah pada saat Anda mengajak dia untuk mengembangkan sebuah bisnis, pastikan bahwa ia memperoleh keberhasilan finansial. Upayakanlah sekuatnya, jika mungkin ia lebih berhasil dari Anda. Mengapa ini penting?. Sangat sederhana logika dibaliknya. Jika Anda mengajak dia dan Anda berupaya sekuat tenaga agar ia berhasil, maka niscaya ia akan merasa bahwa Anda adalah orang yang boleh dipercaya untuk memberikan keberhasilan, atau singkatnya Anda adalah orang yang boleh di ikuti langkahnya karena Anda adalah orang yang ‘bertanggung jawab’. Cerita selanjutnya menjadi sederhana.

Ketika Anda mendiskusikan peluang baru kepada dia, ia akan dengan serta merta mengatakan: “terserah bapak/ibu, saya ikut saja”. Ini yang tidak disadari oleh para leader di network marketing. Mengajak orang lain dalam satu wadah bisnis, lalu melupakannya dan sibuk dengan yang lain, sehingga memunculkan rasa jera kepada orang tersebut untuk bersama-sama mendiskusikan peluang baru yang Anda bawa.

Jadi, pastikan beberapa teman yang Anda bawa bersama untuk mengembangkan sebuah bisnis semuanya mendapatkan kebebasan finansial, maka saya bisa menjamin Anda bahwa Anda adalah leader yang ditunggu banyak orang kemanapun Anda pergi, tentu saja kesuksesan akan mengikuti dengan serta merta.

Selamat merenungkan dan tidak terlambat untuk merubahnya.

Perusahaan Berhasil dan Gagal (bag-3)

Dalam tulisan ini, saya hanya akan mengupas terlebih dari sisi perusahaan, sedangkan dua komponen yang lain akan dibahas pada tulisan lainnya.

Bagaimana perusahaan akan berhasil?. Dan bagaimana perusahaan akan gagal?. Tanda-tandanya apa?.

Tanda bahwa perusahaan yang akan berhasil antara lain :
1. Kesadaran dari pihak investor bahwa ini adalah “bisnis”.
2. Pemilihan produk yang inovatif.
3. Penentuan target market yang jelas dan spesifik.

Kesadaran bahwa ini adalah bisnis, ini penting sebagai tonggak pertama agar langkah yang diambil untuk mengembangkan usahanya masuk dalam kerangka yang benar. Harus kita akui bahwa, nuansa membuka bisnis network marketing saat ini seperti jaman wild west di Amerika, dimana setiap orang berlomba-lomba untuk menggali minyak di Texas. Dengan sebuah harapan, galian pertama akan mampu menemukan tambang minyak yang akan mengalir tak putus sehingga memberikan keuntungan yang luar biasa dalam waktu singkat. Sikap mental seperti ini, tentu saja akan mengabaikan banyak sekali perhitungan bisnis yang masuk akal. Semua harus jelas terlebih dahulu.

Pemilihan produk yang inovatif, adalah syarat utama agar kita bisa diterima oleh pasar. Anda bisa lihat dalam bisnis “konvensional” setiap produk memiliki diferensiasi. Tanpa diferensiasi maka sangat sulit bagi produk tersebut untuk leading dipasar. Diferensiasi disini bisa saja meliputi aspek kemasan, cara penyampaian pesan, kegunaan dan lain sebagainya. Ingat, dalam benak konsumen selalu muncul pertanyaan, mengapa saya harus membeli produk ini, sedangkan ia sama saja dengan produk yang lainnya.

Penentuan target market yang jelas dan spesifik. Sama seperti industri yang lain, demikian pula dengan network marketing, ia juga bukan untuk semua orang. Ada individu dengan karakteristik tertentu yang memang cocok menjadi seorang independen distributor, sedangkan yang lain tidak. Belum lagi dari sisi sebaran distributor, faktor lokasi dan demografi, ini semua turut memberikan andil kesuksesan.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah, selesaikan dahulu dengan tuntas “pekerjaan rumah” untuk memulai sebuah bisnis maka niscaya keberhasilan perusahaan akan dengan mudah dicapai.

Selamat menganalisis kembali keputusan yang sudah Anda buat.

Perusahaan Berhasil dan Gagal (bag-2)

Dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh ke tiga komponen mesin perusahaan tadi, mana yang memiliki kebenaran?. Tidak satupun jawabannya.

Pihak pengusaha:”kami tidak mempunyai distributor yang agresif” – ini menandakan rasa frustasi. Bagaimana mungkin sebelum berusaha kalkulasi target market tidak dilakukan, sehingga menyalahkan keagresifitasan dari distributor. Agresif atau tidak agresif distributor bukanlah kendala utama jika sebelumnya pemetaan dilakukan dengan teliti dan seksama. Pertanyaannya adalah sangat sederhana yaitu WHO?, siapa yang akan membantu Anda untuk mengembangkan bisnis ini selain dari team manajemen. Jika kepastian saluran distribusi masih tidak jelas dan Anda memutuskan untuk memulai bisnis, apakah ini bukan sebuah keputusan yang konyol?.

Pihak manajemen:”distributor yang kami miliki bermental kutu loncat” – ini menandakan ketidakmampuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh barisan distributor saja. Sebagai seorang yang sudah bergelut di dalam industri network marketing, tentu saja Anda mengetahui bahwa loyalitas yang dimiliki oleh barisan distributor tidak bersifat mutlak. Sama seperti industri keuangan, aliran dana akan bergerak kepada saluran yang bisa memberikan return yang paling besar. Tidak bisa Anda menyalahkan para fund manager bahwa mereka tidak loyal kepada portofolio investasi Anda. Demikian juga dengan independent distributor dalam industri network marketing, jika kita tidak mampu memberikan nilai tambah pada portofolio maka adalah wajar dan sah saja jika mereka segera meninggalkan Anda.

Pihak distributor:”marketing plan tidak menghasilkan uang sehingga malas untuk mengembangkannya dan juga produknya sudah banyak dipasaran” – ini menyuarakan ketidakmampuan dari si distributor untuk mengembangkan bisnis. Tidak ada yang salah dengan marketing plan, semuanya akan memberikan hasil kepada siapapun juga jika ia mampu memasukkan nilai penjualan kedalam perhitungannya. Singkatnya, apa yang mau diberikan oleh marketing plan tersebut jika tidak ada penjualan yang bisa dikalkulasi. Lalu, produk yang sudah banyak dipasaran, ini lebih-lebih lagi. Bagaimana komentar ini bisa muncul?. Jika Anda sudah tahu dan menyadari sepenuhnya produk dari perusahaan yang dikembangkan dan lalu Anda mengatakan bahwa produk sudah banyak beredar dipasaran, ini menunjukkan bahwa pada saat mengambil keputusan untuk bergabung, Anda tidak melakukan analisis terlebih dahulu, atau singkatnya hanya main hantam kromo. Kematangan sebagai seorang pelaku bisnis tidak terlihat sama sekali.

Perusahaan Berhasil dan Gagal (bag-1)

Dunia network marketing belakangan ini semakin menarik untuk dilirik oleh para pengusaha untuk mengembangkan bisnis. Ini disebabkan karena, mereka melihat bahwa mendistribusikan produk melalui network marketing adalah pilihan yang masuk akal ditengah meningkatnya biaya distribusi diakibatkan meningkatnya komponen biaya energi dan persaingan yang ketat di pasar.

Logika dibalik keputusan ini didasarkan pada persepsi bahwa, pihak perusahaan menyediakan produk dan perangkat sistem perhitungan bonus, lalu para independent distributor akan melakukan aktifitas pemasaran di market. Biaya distribusi yang bisa di hemat oleh perusahaan adalah, biaya pemasaran mencakup promosi, biaya karyawan dan lain-lain.

Oleh karerna itu tidak mengherankan bahwa, pengusaha dari kelas bisnis yang trilyunan hingga puluhan milyar berlomba untuk membuka divisi bisnis network marketing dengan beragam jenis produk dari kebutuhan sehari-hari hingga produk yang spesifik. Lalu, menjadi pertanyaan kita bersama, bagaimana tingkat keberhasilan mereka mencapai sukses dalam bisnis ini?. Hampir 80% lebih mereka mengalami kegagalan di pasar pada hari pertama mereka memulai bisnis.

Mengapa bisa begitu ?. Ini tidak lain karena kelatahan mereka saja, tanpa menggunakan perhitungan bisnis yang layak. Seperti layaknya sebuah bisnis, ketika kita akan memulai untuk mengembangkannya pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah siapa target market kita, kedua, berapa besar pasar itu, ketiga, siapa yang akan membantu kita mencapai target market mengembangkannya. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali dilewatkan begitu saja. Tidak di analisis dan dipertimbangkan.

Jika mengalami kegagalan dalam pengembangan di pasar maka jawaban klasik akan dikemukan sebagai berikut: dari pihak pengusaha; “Kami tidak mempunyai distributor yang agresif”, pihak manajemen (jika ia tidak merangkap sebagai investor); “distributor yang kami miliki bermental kutu loncat”, pihak distributor;”marketing plan tidak menghasilkan uang sehingga malas untuk mengembangkannya dan juga produknya sudah banyak dipasaran”.