Rabu, 23 Juli 2008

Perusahaan Berhasil dan Gagal (bag-1)

Dunia network marketing belakangan ini semakin menarik untuk dilirik oleh para pengusaha untuk mengembangkan bisnis. Ini disebabkan karena, mereka melihat bahwa mendistribusikan produk melalui network marketing adalah pilihan yang masuk akal ditengah meningkatnya biaya distribusi diakibatkan meningkatnya komponen biaya energi dan persaingan yang ketat di pasar.

Logika dibalik keputusan ini didasarkan pada persepsi bahwa, pihak perusahaan menyediakan produk dan perangkat sistem perhitungan bonus, lalu para independent distributor akan melakukan aktifitas pemasaran di market. Biaya distribusi yang bisa di hemat oleh perusahaan adalah, biaya pemasaran mencakup promosi, biaya karyawan dan lain-lain.

Oleh karerna itu tidak mengherankan bahwa, pengusaha dari kelas bisnis yang trilyunan hingga puluhan milyar berlomba untuk membuka divisi bisnis network marketing dengan beragam jenis produk dari kebutuhan sehari-hari hingga produk yang spesifik. Lalu, menjadi pertanyaan kita bersama, bagaimana tingkat keberhasilan mereka mencapai sukses dalam bisnis ini?. Hampir 80% lebih mereka mengalami kegagalan di pasar pada hari pertama mereka memulai bisnis.

Mengapa bisa begitu ?. Ini tidak lain karena kelatahan mereka saja, tanpa menggunakan perhitungan bisnis yang layak. Seperti layaknya sebuah bisnis, ketika kita akan memulai untuk mengembangkannya pertanyaan pertama yang harus dijawab adalah siapa target market kita, kedua, berapa besar pasar itu, ketiga, siapa yang akan membantu kita mencapai target market mengembangkannya. Pertanyaan-pertanyaan ini seringkali dilewatkan begitu saja. Tidak di analisis dan dipertimbangkan.

Jika mengalami kegagalan dalam pengembangan di pasar maka jawaban klasik akan dikemukan sebagai berikut: dari pihak pengusaha; “Kami tidak mempunyai distributor yang agresif”, pihak manajemen (jika ia tidak merangkap sebagai investor); “distributor yang kami miliki bermental kutu loncat”, pihak distributor;”marketing plan tidak menghasilkan uang sehingga malas untuk mengembangkannya dan juga produknya sudah banyak dipasaran”.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

lalu bagaimana pak, yang benernya?