Jumat, 22 Agustus 2008

4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup

“semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam resiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck, menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat resiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan ini sesungguhnya membentuk watak, karakter dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.

Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu per satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe Pertama, Tipe Kayu Rapuh.
Sedikit tekanan sajaa membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tetapi rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali,mengeluh pada saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tidak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positip dan berani menghadapi kenyataan hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topic generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, dimana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.

Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.

Tipe Kedua, Tipe Lempeng Besi.
Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun, seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan ssedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau erusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.

Tipe Ketiga, Tipe Kapas.
Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi. Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai ke titik awal untuk memulai lagi.

Tipe Keempat, Tipe Manusia Bola Pingpong.
Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini, karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi dan lebih kreatif.

Coba perhatikan bola ping pong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan dashyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya. Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat finansial yang diharapkannya.

Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang unjuk kerjanya bagus sekali. Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkan ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun network, mengubah cara kerja dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angina dingin, lantai penuh kotoran se inci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double and Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga di alami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho, ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket, menjadi buah karya kondangnya. Ah.. itukan contoh kejadian di luar negeri. Mungkin demikian pertanyaan Anda.

Seorang rekan yang bekerja di sebuah perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dikucilkan, bahkan dibuang ke cabang nun jauh dari kantor pusat oleh di Bos yang seorang wanita. Namun dengan motivasi kuatnya ia berhasil “ditarik” kembali ke kantor pusat dan malah bertugas meng-guide departemen sang Bos untuk beberapa materi development dengan ilmu yang dimilikinya.

Sekarang sang rekan malah sudah menduduki posisi puncak dengan wewenang di atas sang Bos yang mengucilkannya, walaupun di perusahaan otomotif kompetitor.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda, ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?, bagaimana reaksi Anda?. Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini. Tetapi yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level boa ping pong.

Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda, sekuat itukah mental Anda?.,

Sumber : Heartline FM dari 4 tipe manusia hadapi tekanan hidup, oleh Anthony Dio Martin.

1 komentar:

deny_setiawan_blog mengatakan...

Sebuah artikel yang dapat 'membuka' wawasan kita, setidaknya kita bisa mengira-ngira, dimanakah posisi kita, dan bagaimana meng-'up grade'nya. Sangat bermanfaat, tidak hanya untuk mengembangkan 'karir' kita di dunia networking, tapi juga di dunia bisnis pada umumnya. Tetaplah menulis atau menyadur artikel2 yang bermutu..
Terima kasih,
Deny